Selasa, 24 Desember 2013

KEEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION ) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Dzuhisna, Navika (2013) KEEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION ) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. 

[img] Text
S_IND_0902438_Title.pdf

Download (211Kb)

[img] Text
S_IND_0902438_Abstract.pdf

Download (189Kb)

[img] Text
S_IND_0902438_Table_of_Content.pdf

Download (307Kb) 
 
[img] Text
S_IND_0902438_Chapter1.pdf

Download (280Kb)

[img] Text
S_IND_0902438_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (406Kb)

[img] Text
S_IND_0902438_Chapter3.pdf

Download (570Kb) 

[img] Text
S_IND_0902438_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (1043Kb)

[img] Text
S_IND_0902438_Chapter5.pdf

Download (200Kb) 

[img] Text
S_IND_0902438_Bibliography.pdf

Download (262Kb)

Abstract

Penelitian dilatarbelakangi masalah kemampuan mengkritik yang dimiliki siswa terbilang rendah, baik dari segi keinginan mengungkapkan kritik, maupun kualitas kritik. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan model ARCS dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan penggunaan kelas eksperimen dan kelas pembanding serta melalui tahap prates dan pascates. Teori yang melandasi penelitian ini adalah model ARCS mampu meningkatkan motivasi seseorang dalam belajar serta kritik yang baik adalah kritik yang disertakan solusi. Data penelitian berupa hasil penilaian terhadap kemampuan mengungkapkan kritik siswa kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung. Hasil penelitian adalah model ARCS efektif digunakan dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara di kelas XI. Hal tersebut didukung melalui hasil penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan yang cukup siginfikan pada hasil sebelum dan setelah menerima perlakuan. Pemaparan di atas menyatakan hipotesis yang ditentukan oleh peneliti terbukti adanya. Keefektifan tersebut didasari dengan adanya komponen-komponen yang dimiliki oleh model ARCS, yaitu attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Background research problem criticizing the ability of the students are low, both in terms of the desire expressed criticism, as well as the quality of criticism. Research purposes to describe the effectiveness of the use of the ARCS model of expressing criticism in learning to talk. The research method used was a quasi-experiment with the use of experimental class and comparison class as well as through pre-test and post-test stage. The theory underlying this research is the ARCS model of motivation a person can improve the learning and good criticism is criticism that included a solution. The research data in the form of an assessment of the ability to express criticism of class XI in SMA Negeri 5 Bandung. The result is the ARCS model of effective use in expressing criticism on learning to speak in class XI. This is supported by the results of a study showed considerable differences siginfikan the results before and after receiving treatment. Exposure above stated hypothesis specified by the researchers proved the existence. Effectiveness is based on the presence of components owned by the ARCS models, namely attention, relevance, confidence, and satisfaction.
Item Type: Skripsi Tesis Atau Disertasi (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Subyek Terkait > Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Mr DAM Editor
Date Deposited: 23 Sep 2013 02:45
Last Modified: 23 Sep 2013 02:45
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/1431

Jumat, 20 Desember 2013

KAJIAN NILAI MORAL CERITA PENDEK PADA MAJALAH BOBO SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR

Amalia, Fatwa (2013) KAJIAN NILAI MORAL CERITA PENDEK PADA MAJALAH BOBO SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. 

[img]  
Text
S_IND_0906970_title.pdf

Download (142Kb)
Ziddu (142Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_abstract.pdf

Download (202Kb)
Ziddu(202Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_tableofcontent.pdf

Download (333Kb) 
Ziddu (333Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_chapter1.pdf

Download (223Kb)
Ziddu (223Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (389Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_chapter3.pdf

Download (360Kb)
Ziddu (360Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (797Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_chapter5.pdf

Download (276Kb)
Ziddu(276Kb)

[img] Text
S_IND_0906970_bibliography.pdf

Download (281Kb)
Ziddu (281Kb)

Abstract

Penelitian ini mengkaji nilai moral dari delapan cerita pendek pada Majalah Bobo terbitan Januari-Desember 2011 dengan menggunakan pendekatan strukturalisme dari Robert Stanton. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: 1) bagaimana struktur cerita pendek Majalah Bobo; 2) bagaimana kesesuaian pemilihan tema dalam cerita pendek Majalah Bobo dengan jenjang usia pada kelas tinggi sekolah dasar; 3) bagaimana nilai moral yang terkandung dalam cerita pendek Majalah Bobo; 4) bagaimana relevansi nilai moral cerita pendek Majalah Bobo dengan bahan ajar apresiasi sastra di kelas tinggi sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Peneliti menganalisis fakta-fakta cerita dalam cerita pendek, melaksanakan kegiatan mengapresiasi cerita oleh siswa kelas V di MI Nurul Iman, wawancara dengan guru, kemudian menganalisis pendapat pakar terhadap kesesuaian cerita pendek untuk dijadikan sebagai bahan ajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema cerita mengangkat tentang usaha untuk menolong orang lain usaha untuk mendapatkan sesuatu, dan berbagi dengan sesama. Alur cerita menggunakan alur linier, latar bersifat realis, tokoh terdiri dari tokoh protagonis dan antagonis, serta bahasa disajikan secara sederhana. Unsur intrinsik tersebut sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Dalam menganalisis nilai moral yang terkandung dalam cerita pendek, peneliti menemukan ada lima nilai moral yang terkandung yaitu: 1) kejujuran; 2) kesediaan untuk bertanggungjawab 3) kemandirian moral, 4) keberanian moral; 5) serta realistis dan kritis. Pada umumnya nilai moral dari delapan cerita pendek secara implisit dapat dianalisis dari watak tokoh utama dalam cerita. Nilai-nilai tersebut dapat menumbuhkan daya kritis dan sikap sosial pada anak. Mengenai kesesuaian dengan kurikulum, sebagai aspek pertimbangan untuk dijadikan bahan ajar, cerita pendek tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar (model) pada KD analisis unsur-unsur cerpen dan penulisan teks narasi. Terutama pada KD bahasa Indonesia di kelas V sekolah dasar yaitu mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Ditinjau dari kesesuaian dengan teori sastra anak, teori perkembangan anak, dan kurikulum di kelas tinggi sekolah dasar, maka delapan cerita pendek tersebut dapat direkomendasikan sebagai bahan ajar pada pembelajaran apresiasi sastra di kelas tinggi sekolah dasar.
Item Type: Skripsi Tesis Atau Disertasi (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Subyek Terkait > Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Mr DAM Editor
Date Deposited: 24 Sep 2013 07:36
Last Modified: 24 Sep 2013 07:36
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/1643

Rabu, 18 Desember 2013

CERMINAN BUDAYA PADA LEKSIKON PERKAKAS PERTANIAN TRADISIONAL DALAM BAHASA SUNDA :STUDI ETNOLINGUISTIK DI DESA PANGAUBAN,KECAMATAN PACET, KABUPATEN BANDUNG

Agustina, nurshopia (2013) CERMINAN BUDAYA PADA LEKSIKON PERKAKAS PERTANIAN TRADISIONAL DALAM BAHASA SUNDA :STUDI ETNOLINGUISTIK DI DESA PANGAUBAN,KECAMATAN PACET, KABUPATEN BANDUNG. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. 

[img]
Text
S_IND_0906368_Title.pdf 

[img]
Text
S_IND_0906368_Abstract.pdf
 

[img]
Text
S_IND_0906368_Table_of_Content.pdf

Download (185Kb)

[img]
Text
S_IND_0906368_Chapter1.pdf

Download (219Kb)  

[img]
Text
S_IND_0906368_Chapter2.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (396Kb)

 [img] 
S_IND_0906368_Chapter3.pdf

Download (179Kb)

[img]
Text
S_IND_0906368_Chapter4.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (2050Kb) 

[img]  
Text
S_IND_0906368_Chapter5.pdf

Download (185Kb) 

[img]  
Text
S_IND_0906368_Bibliography.pdf

Download (183Kb)

[img]  
Text
S_IND_0906368_Appendix.pdf
Restricted to Staf Perpustakaan

Download (249Kb)  

Abstract

Penelitian berjudul “Cerminan Budaya pada Leksikon Perkakas Pertanian Tradisional dalam Bahasa Sunda :Studi Etnolinguistik Di Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung” merupakan penelitian etnolinguistik. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan tanah di Desa Pangauban sebagai lahan untuk bertani. Oleh karena itu, bertani merupakan salah satu cara hidup yang mencerminkan masyarakat Desa Pangauban dalam aktivitas bertani. Tujuan dari penelitian ini untuk memperdayakan sumber daya alam melalui aktivitas bertani sebagai upaya mempertahankan perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda agar tetap terjaga. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana klasifikasi leksikon perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung; (2) bagaimana deskripsi leksikon perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung (3) bagaimana cerminan gejala kebudayaan yang muncul berdasarkan leksikon perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Data dalam penelitian ini adalah leksikon perkakas pertanian dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Sumber data penelitian ini adalah tuturan masyarakat dan dokumen yang membahas mengenai leksikon perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda yang berkaitan dengan aktivitas pertanian. Pengumpulan data yang digunakan adalah metode libat, metode cakap, dan metode catat. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai observer, dan lembar observasi. Adapun analisis data mencakup pengklasifikasian, pendeskripsian dan pencerminan gejala kebudayaan yang muncul dari leksikon perkakas pertanian tradisional di Desa Pangauban, serta membuat simpulan. Hasil penelitian ini bahwa perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban memiliki 40 leksikon dan diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok yaitu, kayu, bambu, besi, batu, perpaduan besi dan kayu serta kain mota. Leksikon yang terdapat dalam Kamus Umum Basa Sunda ditemukan 28, leksikon adapun leksikon yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditemukan 30 leksikon. Berdasarkan hasil temuan di atas, leksikon tersebut tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Umum Basa Sunda. Leksion-leksikon yang tidak ditemukan dapat menjadi sumbangan bagi Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Umum Basa Sunda. Selain itu, leksikon tersebut memiliki cermin gejala kebudayaan berdimensi vertikal dan horizontal. Cerminan gejala kebudayaan berdasarkan leksikon perkakas pertanian tradisional dalam bahasa Sunda di Desa Pangauban berdimensi vertikal bahwa orang Sunda mengenai hubungannya dengan masyarakat dan Tuhan yang dilandasi silih asih, silih asah, dan silih asuh. Cerminan gejala kebudayaan yang berdimensi horizontal tentang orang Sunda mengenai hubungannya dengan masyarakat dan alam yang dilandasi silih asih, silih asah, dan silih asuh. Saran untuk para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan sumbangan analisis bagi perkembangan disiplin ilmu etnolinguistik dan dapat dijadikan bahan kajian dalam melakukan penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai bahasa dan budaya.

Item Type: Skripsi Tesis Atau Disertasi (S1)
Subjects: Universitas Pendidikan Indonesia > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Subyek Terkait > Bahasa dan Sastra > Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra > Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: DAM Staf
Date Deposited: 29 Oct 2013 05:09
Last Modified: 29 Oct 2013 05:09
URI: http://repository.upi.edu/id/eprint/2651

Kamis, 21 Maret 2013

PENERAPAN TEKIK MURDER (MOOD, UNDERSTAND, RECALL, DETECT DAN REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN BERDISKUSI PADA SISWA SMK PGRI 2 CIMAHI

Penulis : FAZRIN, Nurhidianti
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Penerapan Teknik Murder (Mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Dan Review) dalam Pembelajaran  Berdiskusi Pada Siswa SMK PGRI 2 Cimahi. Berdasarkan studi pendahuluan, bahwa kemampuan berbicara siswa umumnya masih rendah, sehingga diperlukan suatu upaya yang dapat dijadikan variasi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berbicara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara siswa yang menggunakan teknik MURDER dan metode diskusi kelompok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu menggunakan  rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol (The Randomized Pretes-postes Control Group Design, Using Matched Subject).

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 diperoleh Sig (2-tailed) 0,226  maka H0 pada rata-rata pretes diterima, karena 0,226 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Namun, untuk hasil postes pada kelas eksperimen dan kontrol memperlihatkan adanya perubahan yang signifikan karena diperoleh nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai postes kemampuan berbicara siswa  pada kelas eksperimen dan kontrol.

Berdasarkan perhitungan indeks gain untuk menjawab hipotesis penelitian pada kelas eksperimen, diperoleh data bahwa indeks gain = 0,98 > 0,070 yang termasuk pada kriteria tinggi. Hal ini membuktikan bahwa teknik MURDER dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI PJ-2 SMK PGRI 2 Cimahi.

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis berharap bahwa teknik ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran berdiskusi untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, khususnya pada tingkat SMK atau SMA.

DOWNLOAD:
LINK 1
Daftar Isi

Rabu, 20 Maret 2013

MAKIAN DALAM BAHASA INDONESIA : Suatu Kajian Bentuk Dan Referensi Pada Komik

Penulis : PUSPITASARI, Indah

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Makian dalam Bahasa Indonesia (Suatu Kajian Bentuk dan Referensi pada Komik)”. Dalam penelitian ini dikaji tentang pemakaian kata makian yang ada dalam komik Archorld nomor 2 sampai 6 dan Eyeshield 21 nomor 1 sampai 5. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

    Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian kata makian tidak hanya digunakan pada saat marah, tetapi makian juga digunakan pada situasi santai atau akrab. Selain itu, kata makian yang ditemukan juga bertujuan untuk menghina, meremehkan, mengungkapkan kekecewaan, keheranan, dan symbol keakraban. Adapun bentuk-bentuk makian yang ditemukan pada komik yakni, ada yang berwujud kata yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni makian bentuk dasar (berwujud kata-kata monomorfemik) dan makian bentuk kata jadian atau turunan (berbentuk polimorfemik yang dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu makian berafiks dan makian bentuk majemuk), frasa, dan klausa yang secara kategorial dapat berjenis adjektiva, nomina dan verba. Namun hanya satu kategorial verba yang ditemukan, yaitu kata terkutuk. Sedangkan bentuk referensi kata makian dapat menunjuk pada benda, binatang, kekerabatan, makhluk halus, organ tubuh, aktivitas, diskriminasi, profesi, dan keadaan. Lalu kata yang paling banyak digunakan dalam kedua komik yaitu kata bodoh dan sial.

DOWNLOAD:
LINK 1

Daftar Isi